JANGAN MEMPERTONTONKAN KEMAKSIATAN

 ┏๐Ÿƒ๐ŸŒบ━━━━━━━━━━━━━━┓

    *MT SEHIDUP SE-SURGA DF*

┗━━━━━━━━━━━━━━๐ŸŒบ️๐Ÿƒ┛


                      ﷽


*JANGAN MEMPERTONTONKAN KEMAKSIATAN*

Oleh : Ustadz Dr. KH. Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I


Banyaknya jenis media sosial membuat sebagian orang terkadang tidak malu lagi mempertontonkan kemaksiatan dan pelanggarannya terhadap aturan. Agama Islam memuji sifat malu karena orang yang memiliki karakter ini akan mampu menjaga kesucian diri dan hatinya.


Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:


ูƒู„ ุฃู…ุชูŠ ู…ุนุงูู‰ ุฅู„ุง ุงู„ู…ุฌุงู‡ุฑูŠู†.


“Seluruh umatku dimaafkan kecuali orang-orang yang terang-terangan (melakukan kemaksiatan).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Orang yang terang-terangan melakukan kemaksiatan berarti dia sudah tak merasa malu dengan perilaku buruk yang dia pertontonkan. Maka di hadapan manusia pun kedudukannya menjadi rendah karena orang lain akhirnya boleh membicarakan keburukannya. Sebab dia termasuk orang yang “al-mujahir bil-fisqi”.


Orang yang terang-terangan melakukan kemaksiatan berarti dia telah meremehkan aturan Allah dan Rasulullah, termasuk meremehkan keberadaan orang-orang shalih di sekitarnya. 


Syaikh Ibnu Hajar mengutip penjelasan Syaikh Ibnu Batthal:


 ููŠ ุงู„ุฌู‡ุฑ ุจุงู„ู…ุนุตูŠุฉ ุงุณุชุฎูุงู ุจุญู‚ ุงู„ู„ู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡ ูˆุจุตุงู„ุญูŠ ุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู†، ูˆู…ู†ู‡ ุถุฑุจ ู…ู† ุงู„ุนู†ุงุฏ ู„ู‡ู….


“Dalam terang-terangan melakukan perbuatan maksiat terdapat unsur meremehkan hak Allah, Rasul-Nya, dan orang orang shalih di antara orang-orang beriman. Terdapat unsur penentangan (‘inad) terhadap mereka.”


Orang yang melakukan perbuatan maksiat tidak dengan terang-terangan, bukan berarti dia selamat dari konsekuensi perbuatan maksiatnya. Namun menurut Ibnu Hajar ada harapan dia selamat dari sikap dan sifat meremehkan ini. Karena sebenarnya perbuatan perbuatan maksiat itu akan membuat pelakunya tunduk dan menyesal _(wa fis-sitri as-salamah minal-istikhfaf li-annal ma’ashiya tudzillu ahlaha)._


Tunduk dan menyesal inilah modal utama untuk bertaubat kepada Allah dan memperbaiki perilakunya.


Dalam hadits riwayat dari Ibnu Umar, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:


ุงุฌุชู†ุจูˆุง ู‡ุฐู‡ ุงู„ู‚ุงุฐูˆุฑุงุช ุงู„ุชูŠ ู†ู‡ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ุง، ูู…ู† ุฃู„ู… ุจุดูŠุก ู…ู†ู‡ุง ูู„ูŠุณุชุชุฑ ุจุณุชุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูˆู„ูŠุชุจ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูุฅู†ู‡ ู…ู† ูŠุจุฏ ู„ู†ุง ุตูุญุชู‡ ู†ู‚ู… ุนู„ูŠู‡ ูƒุชุงุจ ุงู„ู„ู‡.


“Jauhilah hal-hal kotor yang dilarang oleh Allah ini. Barangsiapa tergelincir dengan melakukan sebagian darinya maka hendaknya dia menutupi dengan penutup dari Allah ta’ala. Hendaknya dia bertaubat kepada Allah ta’ala. Karena sesungguhnya orang yang menampakkan kepada kami lembaran perbuatannya maka akan kami tegakkan kitabullah untuknya.” (HR. al-Hakim)


Syaikh al-Munawi menuturkan: 


ูˆู‡ุฐุง ู„ุฃู† ู…ู† ุตูุงุช ุงู„ู„ู‡ ูˆู†ุนู…ู‡ ุฅุธู‡ุงุฑ ุงู„ุฌู…ูŠู„ ูˆุณุชุฑ ุงู„ู‚ุจูŠุญ، ูุงู„ุฅุธู‡ุงุฑ ูƒูุฑุงู† ู„ู‡ุฐู‡ ุงู„ู†ุนู…ุฉ ูˆุชู‡ุงูˆู† ุจุณุชุฑ ุงู„ู„ู‡.


“Menampakkan sesuatu yang indah dan menyembunyikan hal yang buruk merupakan salah satu sifat Allah. Dengan demikian suka menampakkan keburukan adalah sebentuk pengingkaran terhadap nikmat ini dan peremehan terhadap satir penutup dari Allah.”


Wallahul-Musta’an.


                    ๐Ÿ•Œ ❤️ ๐Ÿ•Œ


•═════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═════•


*Majelis Taklim Sehidup Se-Surga*

*Pondok Pesantren Darul Faqih Pandanlandung Wagir Malang*


๐Ÿ“† Setiap Ahad Pagi

⏰ 05.00 - 06.00 WIB

๐Ÿ“— Ratibul Haddad & Irsyadul Ibad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download E-Book Kitab Al-‘Arabiyah Linnasyi’in Lengkap

Kitab Jamiuddurus Jilid 1,2,3 pdf