Mengenal Nuklir
A
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang teknologi nuklir, kita
perlu lebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan nuklir. Untuk mempermudah
gambaran tentang nuklir, kita mulai pembahasan itu dari aktivitas kita
sehari-hari. Sebelum melakukan aktivitas kehidupan, tentunya kita selalu
menyempatkan diri untuk sarapan pagi. Nah, dari sarapan pagi inilah kita akan
memulai pembahasan tentang nuklir.
Mari kita perhatikan hidangan pagi yang bisa kita siapkan. Di sana
ada beberapa jenis makanan yang siap mengisi perut kita. Mari kita perhatikan
nasi putih. Bila nasi putih itu diuraikan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil, maka akan kita peroleh molekul-molekul penyusun nasi putih. Molekul
adalah bagian terkecil dari benda yang masih memiliki sifat-sifat fisik dan
kimiawi. Misal nasi itu berwarna putih, maka molekul dari nasi ini juga
berwarna putih. Jika molekul nasi putih kita uraikan lagi ke bagian-bagian yang
lebih kecil, maka akan kita peroleh atom-atom penyusun molekul tersebut. Dalam
ilmu kimia, nasi putih termasuk senyawa karbohidrat monosakarida yang rumus
molekulnya C6H12O6. Artinya satu molekul nasi
tersusun atas enam atom Carbon (C), dua belas atom Hidrogen (H), dan enam atom
Oksigen (O). Jadi, molekul nasi dapat diuraikan atas atom-atom penyusunnya
sehingga diperoleh atom C, H, O.[1]
Atom merupakan bagian terkecil dari molekul yang sudah tidak
memiliki sifat dasar molekul. Dikatakan tidak memiliki sifat dasar molekul
karena sifat dari atom-atom penyusun molekul sudah berlainan dengan sifat
molekul tersebut. Misal molekul nasi bersifat padat dengan warna putih, sedang
atom-atom penyusunnya seperti atom C bersifat padat dengan warna hitam, atom H
dan O bersifat gas yang tidak tampak karena tidak berwarna.
Sekarang kita akan menguraikan atom lebih lanjut. Setiap atom
digambarkan sebagai bola yang terdiri dari kulit atom di bagian luar dan inti
atom di tengah-tengahnya. Pada bagian kulit atom terdapat elektron-elektron
bermuatan listrik negatif (-) yang bergerak mengelilingi inti atom. Pada bagian
inti terdapat proton dan neutron. Proton bermuatan listrik positif (+), sedang neutron
tidak bermuatan listrik atau netral. Jadi, setiap atom dapat diuraikan lebih
lanjut menjadi elektron, proton, neutron.
Kita dapat melihat perbandingan ukuran antara kulit atom dan
intinya. Dalam ilmu fisika kita mengenal besaran panjang yang satuan
internasionalnya adalah meter. Namun dalam membahas atom, satuan meter
merupakan ukuran terlalu besar karena ukuran jari-jari kulit atom hanyalah 1
Angstrom (1 Angstrom = seper sepuluh miliar meter) sedang untuk inti atom,
ukuran yang digunakan adalah Fermi (seper seribu triliun meter). Untuk mendapat
gambaran yang lebih jelas, marilah kita perbesar hingga 10 triliun kali. Dari
perbesaran ini akan kita dapatkan atom raksasa dengan jari-jari kulitnya satu
kilometer dan inti atom di dalamnya kira-kira sebesar buah apel.
Elektron merupakan elemen penyusun atom yang tidak mempunyai massa
atau massa dari electron adalah nol. Dan proton dan neutron, masing-masing
mempunyai massa satu s.m.a (satuan massa atom, 1 s.m.a = 1,7 x 10-27
Kg). Oleh sebab itu, massa dari suatu atom terpusatkan pada bagian inti
atomnya. Sampai di sini kita telah mengenal kulit atom dan inti atom. Dalam
fisika, inti atom ini disebut juga nuklir merupakan bagian yang sangat kecil
dari atom di mana massa suatu atom terpusatkan. Setiap peristiwa yang berkaitan
dengan nuklir selalu terjadi di dalam inti atom.
Gambar 1.3
Massa inti meliputi 99,975 persen total massa atom. Kerapatan
rata-rata inti atom sebesar 3 x 1011 Kg/cm3. Ini berarti,
bahwa jika suatu materi dengan volume 1 cm3 (setara dengan satu
sendok teh) yang tersusun dari pertikel-partikel inti saja seperti proton atau
neutron, maka massa materi tersebut adalah sebesar 300.000.000.000 Kg (tiga
ratus kilogram). Materi seberat itu dapat kita temui misalnya pada materi
penyusun bintang neutron. Hal tersebut tentu sangat sulit kita bayangkan karena
dalam kehidupan sehari-hari kita berhubungan dengan materi yang tersusun atas
atom-atom yag sebagian besar isinya hanyalah ruang hampa. Namun dengan sedikit
perhitungan matematika hal tersebut sebetulnya sudah mudah dimaklumi, mengingst
diameter inti atom tersebut kita-kira 10-12 cm atau 10.000 kali
lebih kecil dibandingkan diameter atom.
Sampai di sini kita sudah mengenal apa sebenarnya nuklir itu.
Selanjutnya kita akan membahas sejarah singkat perkembangan teknologi nuklir
itu sendiri. Awal penguasaan teknologi nuklir oleh umat manusia dimulai ketika
Wilhem K. Roentgen (1845-1923), fisikawan berkebangsaan Jerman, pada tahun 1895
menemukan sejenis sianr aneh yang belum pernah dikenal, maka sinar ini diberi
nama sinar-X. Namun untuk menghargai jasa beliau dalam penemuan sinar-X ini
maka sinar ini dinamai juga sebagai sinar Roentgen.
Selang satu tahun dari penemuan sinar Roentgen, yaitu pada tahun
1896, fisikawan Perancis Antonie Henry Becquerel menemukan unsur Uranium (U)
yang dapat memancarkan radiasi secara spontan. Untuk selanjutnya bahan yang
memiliki sifat seperti ini disebut bahan radioaktif. Dua tahun kemudian, yaitu
pada tahun 1898, pasangan suami-istri ahli kimia berkebangsaan Perancis Marie
Curie (1867-1936) dan Pierre Curie (1859-1905) menemukan unsur Plutonium (Po)
dan Radium (Ra) yang memperlihatkan gejala yang sama dengan unsur Uranium yang
telah ditemukan sebelumnya, yaitu mampu memancarkan radiasi spontan.
Penelitian demi penelitian terus dilakukan oleh para ahli fisika,
sehingga pada tahun 1932, Sir James Chadwick menemukan neutron. Chadwick melakukan
penelitiannya di Laboratorium Cavendish dengan cara menembaki unsur Berilium
(Be) dengan partikel alfa. Dari penembakan ini dipancarkan partikel berdaya
tembus tinggi yang belum pernah ditemui sebelumya. Setelah penyelidikan lebih
lanjut ternyata partikel tersebut tidak bermuatan listrik atau netral, sehingga
partikelnya disebut neutron.
Setelah penemuan Uranium oleh Becquerel dan penemuan neutron oleh Chadwick, Otto Hanh
dan Fritz Strasmann pada tahun 1983 menemukan reaksi pembelahan inti atom. Mereka
melakukan penelitian di Institut Kaisar Wilhelm, Jerman, dengan cara menembaki
unsur Uranium-235 (U-235) dengan partikel neutron (n) yang bergerak lambat.
Reaksi yang ditemukan oleh Hanh dan Strasmann ternyata sangat berlainan denga
raksi kimia biasa yang sudah dikenal pada saat itu.
Untuk mendapat reaksi nuklir yang aman, maka manusia berusaha
mewujudkan reactor nuklir, yaitu suatu tempat di mana reaksi nuklir terkendali dapat
berlangsung. Pengertian reaksi nuklir terkendali dan tak terkendali :
1.
Reaksi
Nuklir terkendali, yaitu reaksi
nuklir di mana jumlah atom yang melakukan reaksi dan jumlah panas yang
dilepaskan dapat diatur atau dikendalikan disesuaikan kebutuhan. Reaksi nuklir
terkendali ini hanya terjadi di dalam reaktor nuklir.
2.
Reaksi Nuklir tak terkendali,
yaitu reaksi nuklir di mana jumlah atom yang melakukan reaksi beserta panas
yang dilepaskannya selalu meningkat. Reaksi nuklir jenis ini dapat ditemukan
pada saat terjadinya ledakan bom nuklir untuk jenis reaksi fisi dan ledakan bom
hidrogen untuk jenis reaksi fusi. Reaksi nuklir yang terjadi sengaja tidak
dikendalikan agar dilepaskan panas yang luar biasa besarnya sehingga dihasilkan
daya rusak yang besar pula.
Reaktor nuklir pertama di dunia dibuat oleh fisikawan di
Universitas Chicago yang dipimpin oleh Enrico Fermi. Reaktor buklir itu
dibangun di bawah stadion olahraga universitas tersebut. Reaksi nuklir berantai
yang terkendali pertama kali ditemukan pada saat dimulainya operasi reaktor
tersebut pada tanggal 2 Desember 1942
Arah perkembangan teknologi nuklir berikutnya tak terlepas dari
situasi politik dunia pada saat itu, hingga perkembangan teknologi nuklir
mengarah ke pembuatan senjata untuk perang berupa bom nuklir. Bermula dari
kenyataan inilah istilah nuklir seringkali dikaitkan dengan senjata pamungkas
maha dahsyat yang disebut bom nuklir. Hal itu tentu tidak lepas dari pengalaman
pahit sejarah umat manusia di muka bumi ini. Pada umumnya kita mengenal istilah
nuklir dari sejarah Perang Dunia Kedua. Pada saat itu, dua buah nuklir meledak
masing-masing di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan kota Nagasaki
pada tanggal 9 Agustus 1945.
Dari pengalaman mengerikan inilah kita pada umumnya mengkaitkan
istilah nuklir dengan senjata pamungkas yang mengerikan. Jadi dapat dikatakan, bahwa
perkembangan teknologi nuklir memiliki “cacat bawaan” karena dipakainya
teknologi tersebut untuk pembuatan bom nuklir. Dari pengalaman ini pula kita
semua tahu, bahwa penemuan bom nuklir merupakan salah satu bentuk penyimpangan
dari penguasaan teknologi nuklir oleh manusia. Sehingga tidak jarang dari kita
sering menolak teknologi nuklir dalam bentuk apa pun tanpa mau melihat lebih
jauh untuk apa teknologi nuklir tersebut. Meskipun, pada kenyataannya,
teknologi nuklir bukan hanya untuk pembuatan nuklir. Ada beberapa manfaat yang
dapat dinikmati oleh umat manusia di muka bumi ini jika teknologi nuklir
dimanfaatkan secara benar.
Komentar
Posting Komentar