Saya Segan Karena Anda Mirip Spongebob


     Sudahkah anda tersenyum hari ini?
     Sahabat-sahabat yang mulia hatinya... Siapa yang tidak senang mendapat senyuman? Sudah fitrahnya, senyuman itu meluluhkan hati yang keras, membahagiakan hati yang sedih, menentramkan jiwa yang gundah, menambah kasih sayang, pelipur lara, hingga menghapus stress, walau kadang hanya sementara.

    
       Pagi yang sedikit mendung-menemani langkah bersepatu fantofel hitam dengan penuh percaya diri. Saya sempatkan sebentar untuk mengunjungi perpustakaan guna meminjam buku. Saat itu saya sudah dengan PD-nya mengenakan batik hijau yang dibungkus dengan jaz hitam pekat, rapi dan masih mulus. Tapi anehnya, langkahku terhenti karena teriakan seorang librarian yang menghampiri telinga kanan kiriku, "Mas, jaznya dititipkan dulu ya..." sahut salah seorang librarian sembari menampakkan wajah cerah yang dibalut dengan senyuman. Karena merasa dikasih hati, dengan sigap, kakiku berhenti sembari pendangan terhempas ke kanan. Senyum pula saya lantunkan untuk pak librarian yang dengan lembut dan menentramkan beliau mengingatkan. Senyum simpulnya seakan tak pernah lepas dari wajahnya, seperti Spongebob.

        Saya sudah tahu kalau masuk perpustakaan harus mengenakan kemeja yang rapi tanpa jaz maupun jaket. Tapi, untuk kali ini saya sengaja melanggar itu. Tujuan saya bukan lain. Hanya karena saya ingin tahu, apakah mereka yang mendapat mandat untuk menjaga perpus itu sudah memenuhi syarat atau belum. Mungkin kinerja mereka sudah bagus dengan kedisiplinan dan professionalitasnya masing-masing. Tapi, itu semua tidak cukup hanya di situ. Pelayanan yang menyenangkan dan menyamankan menjadi nilai pokok dalam setiap profesi. Sekarang, nyaman itu bagaimana menurut sahabat? Kalau kita lihat di berbagai tempat pelayanan jasa seperti hotel, restaurant, swalayan dan lain-lain, mereka akan mempunyai nilai plus jika pelayanannya menyenangkan alias bertebaran senyum dimana-mana. Pernahkah sahabat menemukan hotel berbintang, tapi servisnya tanpa senyum? Jarang sekali, bahkan sulit ditemukan.

        Kembali ke perpustakaan. Saya merasa lebih segan dengan librarian ini. Karena sebelumnya, saya sempat mencoba masuk perpustakaan dengan mengenakan jaket. Eh ternyata, ada salah seorang librarian yang mengingatkan saya saat itu, tapi bukan librarian yang tadi. Dengan nada kurang mengenakkan dia memanggilku, "Eh, mas yang barusan masuk, jaketnya dilepas ya..." sahutnya dengan wajah tanpa ekspresi. Apalagi yang saat saya mengenakan sandal saat ke perpustakan. Ini lain orang juga. Dia security. Bukan hanya tanpa senyum dan tanpa ekspresi dia mengingatkanku, sembari nadanya yang seakan siap melahapku. "Mas, lain kali pakai sepatu ya" dengan pandangan sinis dan muka menyudut, seakan mulut, hidung, mata terkumpul jadi satu. Waduh... Iya, benar itu kesalahan saya, tapi cara anda mengingatkan saya itu lo, mbok ya dengan senyum dan bahasa yang nyaman. Yaaa, memang begitulah namanya manusia. Tidak semua orang bisa dengan mudahnya melantunkan senyum. Tapi, sungguh mulia luar biasa, bila sahabat mau berlatih untuk selalu tersenyum seperti Mas Afif Khoiron, karyawan MAN Gondanglegi. Jikalau anda bertemu dengan mas ini tanpa dihiasi senyum di wajahnya, temui saya. Akan saya tegur Mas Afifi ini, hhhhhh... 2 cm ke kanan dan ke kiri, tahan 7 detik. Inilah modal awal sahabat dihargai dan disayangi oleh orang-orang di sekitar sahabat.  

Hadits Keutamaan Senyum
(تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ صَدَقَةٌ (رواه الترمذى
“Senyum manismu dihadapan saudaramu adalah shadaqah” (HR. Tirmidzi)


Tebarkan senyum, dimanapun sahabat berada...
Anda senyum, saya segan...
Semoga bermanfaat. Salam Luar Biasa Dahsyat... buat Sahabat-sahabat semua...
Barakallahu lii walakum...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download E-Book Kitab Al-‘Arabiyah Linnasyi’in Lengkap

Kitab Jamiuddurus Jilid 1,2,3 pdf